Selasa, 16 Desember 2008

Obesitas selain gak sedap dipandang juga sarang penyakit

Babah Kangkang dan anaknya Alien sangat terkenal diseantero kampung, lantaran ia satu-satunya yang punya warung barang kelontong yang sangat dibutuhkan orang di kampung itu. Disamping mereka memiliki toko kelontong yang menyediakan kebutuhan sehari-hari seperti sembilan bahkan lebih bahan makanan pokok, mereka juga dikenal memiliki tubuh yang sangat tambun.
Saking gemuknya babah Kangkang , untuk berjalanpun menjadi sulit apalagi dirumah yang merangkap toko kelontong tersebut yang kemudian menjadi sangat sempit.
Saat itu dikampung tersebut merekalah satu-satunya keluarga yang memiliki tubuh gemuk. Kejadian itu barangkali 30-35 tahun yang lalu. Tapi coba tengok saat ini, kita tidak sulit untuk menemukan orang yang gemuk dan sangat gemuk.
Di kelas 6 SD salah satu sekolah swasta di Jakarta Timur, hampir separuh muridnya memiliki tubuh yang gemuk dan sangat gemuk, istilahnya adalah overweight dan obesitas.
Overweight dan obesitas telah menjadi pokok persoalan yang besar di AS dan prevalensi obesitas pada anak sekolah meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980an (NCHS, dalam Papalia,2007). Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Depdiknas RI angka obesitas di AS tidak jauh berbeda dengan di Indonesia.
Di Indonsia menurut survey 1996/1997 81 % penduduk laki-laki dewasa mengalami overweight dan 6,8 % mengalami obesitas. Untuk penduduk wanita 10.5% overweight dan 13.5% obesitas(Hadi,2005)
Orang yang dikatakan overweight memiliki Base Mass Indeks (BMI)antara 25-27 dan obesitas jika BMI >28.
Menentukan BMI = BB(kg)/TB(m2).
Contoh : Kalau berat badan 80 kg dan tinggi badan 160 cm, maka BMI = 80:(1,6x1,6)= 31 %.
Sebenarnya yang dapat membuat problem, bukan persoalan berat badan an sich, tapi yang lebih khas lagi, seberapa banyak kandungan lemak yang ada di tubuh kita. Kalau berat badan lebih tapi berisi masa otot , inilah yang terjadi pada para olahragawan binaraga. Mereka umumnya berat badannya berlebih, tetapi hal itu karena masa otot yang membuatnya bukan lemak.
Kandungan lemak tubuh dapat diperiksa dengan fat monitor.
Manusia akan bertambah lemak tubuhnya karena mengkonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan oleh tubuhnya untuk metabolisme. Tubuh manusia akan menyimpan kalori yang berlebih dalam bentuk lemak dijaringan adiposa dengan menambah jumlah dan memperbesar ukuran sel nya (Louge,1991, dalam Sarafino,2006)
.
Kemudian kenapa semakin tua usia seseorang semakin gumuk?
Ada dua penyebab, pertama adalah seseorang akan mendapatkan pertambahan berat badan secara periodik tanpa berhenti, keseimbangan ini akan terakumulasi sepanjang tahun (Yanosvki et al,2000). Kedua adalah aktivitas fisik fisik dan metabolisme tubuh akan menurun seiring bertambahnya usia (Smith,1984, dalam Sarafino,2006).
Jadi untuk menjaga agar berat badan tidak terus bertambah adalah dengan cara mengurangi kalori yang dikonsumsi dan meningkatkan aktifitas fisik sesuai dengan bertambahnya usia.
Tapi yang ada untuk kebanyakan orang adalah dengan bertambahnya usia, kemampuan membeli makanan yang berkalori tinggi meningkat, meningkat pula yang dikonsumsi kemudian semakin tua usia, semakin malas atau tidak memiliki waktu untuk berakitfitas fisik, kemana mana naik mobil atau motor. Akibat selanjutnya sudah bisa ditebak. Perut membuncit, lemak menggelambir, ukuran celana meningkat.
Semakin tua sedikit lagi, mulai timbul keluhan, sendi-sendi sering sakit, sesekali timbul bengkak dan nyeri dipersendian, tekanan darah meningkat, libido menurun, kemampuan ereksi berkurang, gula darah meningkat dan seterusnya.
Mumpung belum sampai kearah itu mari kita merubah perilaku konsumsi makanan dan aktifitas fisik kita, atau akan mati muda?